Jumat, 25 Januari 2008

ASRAMA JUO LAI

Perkara Sholat Shubuh Mahasiswa Asrama7 11 2007
“Bagi saya Sholat Shubuh berjamaah untuk mahasiswa asarama, adalah harga mati”.
“Saya kecewa dengan kehadiran kalian yang hanya 3 Shaff saja dari 9 shaff yang biasanya”. Demikian ungkapan rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Musliar Kasim MSi di depan mahasiswa asrama saat kultum selepas sholat shubuh tadi. Hanya sepertiga dari mahasiswa asrama yang sholat shubuh berjamaah. Pada hal sholat shubuh berjamaah merupakan program wajib bagi mahasiswa asrama. Bahkan Pak Rektor mengungkapkan sholat shubuh berjamaah bagi mahasiswa asrama adalah harga mati. Kalau ada yang mencoba menghilangkan program sholat shubuh berjamaah dengan alasan apapun, universitas tidak akan terima, tegasnya.
Beliau juga menggambarkan bagaiamana manfaat sholat shubuh dan juga pengalaman pribadi. “Lah abih pitih dek Cino, Ang alun jo jago lai” (Sudah habis uang oleh Cina, Kenapa engkau belum bangun juga), begitu kenangan beliau dengan orang tua yang mengajarkan beliau untuk senantiasa bangun shubuh.
Kalau mau kilas balik, tahun yang lalu di penghujung periode 2006/2007, Pak Rektor juga pernah kaget dan sangat kecewa sekali. Beliau hanya mendapati 7 orang saja sholat shubuh berjamah dari 700-an mahahasiswa asrama. Kemana yang lain? Mahasiswa asrama yang senantiasa dibanggakannya kepada banyak orang menajdi “durhaka”. Kontan saja, Pak Rektor memanggil pengelola dan pengurus asrama dan advokasi masalah ini.
Ada catatan tentunya dibalik minimnya mahasiswa asrama yang sholat shubuh berjamaah. Waktu ujian mungkin saja alasan, tapi rasanya kurang tepat. Sebab pada hari-hari yang lain yang tidak dalam kondisi ujian, mahasiswa asrama yang sholat shubuh berjamaan juga sebanyak 3 shaff. Artinya bukan jadwal ujian yang menjadi penyebab minimnya kehadiran shoalt shubuh berjamaah ini. Justru pemahaman yang benar tentunya akan menjadikan kondisi ujian menjadi pemicu untuk sholat shubuh berjamaah.
Kalau begitu apa penyebabnya? Kalau saya berpendapat ada dua pokok persoalan yang menajdi akar permasalahannya kenapa mahasiswa baru enggan sholat shubuh berjamaah. Yang pertama datang dari mahasiswa itu sendiri. Lemahnya motivasi internal mahasiswa asrama untuk sholat shubuh berjamaah menjadi salah satu alasan . Hal ini disebabkan pemahaman yang dangkal tentang agama. Kewajiban dan kebutuhan seorang muslim terhaadap sholat terutama sholat shubuh, faedah dan fadhilahnya. Ganjaran dan ancamannya. Ketidakpahaman ini menjadikan seseorang malas dan enggan untuk melakukan sesuatu kebaikan. Sebaliknya, pemahaman yang benarlah yang membuat orang bersemangat mengerjakan sesuatu. Bahkan memperjuangkannya. Seperti mana rasululullah gambarkan, kalau paham dengan faedahnya seseorang akan memaksa dirinya sholat shubuh berjamaah, walaupun dalam keadaan merangka. Sehingga jelas akan berbeda orang yang paham dengan orang yang tahu.
Yang kedua, berhubungan dengan sistem yang dibangun dalam pengelolaan asrama. Sistem tentulah suatu yang komplek. Punya kaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk masalah ini sangat berkaitan erat dengan pembinaan. Pembinaan yang integral dan menyeluruh menjadi kebutuhan. Penyeimbangan peran mahasiswa, mestinya ditanamkan sejak dini. Peran dai, agent of change, iron stock menjadi titik tekan dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi. Pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat menjadi arahan kebijakan dalam pembinaan. Sehingga pembinaan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah mesti mendapat porsi yang proporsional.
Ketersedian pembina yang cukup perlu menjadi perhatian. Tidak logis jika mahasiswa yang hampir 1000 orang, hanya dikelola oleh 4 orang saja. Satu orang mengelola 250 orang. Apalagi tidak semua pengelola yang hadir sholat shubuh. Sebab satu teladan mengalahkan seribu kata nasehat.
Kemudian, jika Pak Rektor sudah menaytakan sholat shubuh harga mati, tentulah ia butuh realisasi. Mahasiswa yang melanggar aturan mestlahi ada sanksi. Sehingga memebrikan efek jera bagi pelaku. Kalau tidak, wajar saja mahasiswa asrama begitu enteng meninggalkan program sholat shubuh berjamaah. Sebab mereka tahu tidak akan ada resiko begitu melanggar aturan. Mereka begitu ringan untuk berbohong perkara kehadiran sholat shubuh bekerjasama dengan rekannya untuk Titip Absen. Nah lho. Bila mahasiswanya yang pilihan saja seperti ini, bagiamana dengan yang lain. Apa jadinya bangsa ini. Jangan-jangan nanti Unand bukan Untuk Kedjadjaan Bangsa, tapi seperti yang di slogan-slogan sebagai nada protes mahasiswa demonstran. Unand : Untuk Pendjadjahan Bangsa. Kalau demikian, gak rela. Sungguh terlalu…

Kamis, 24 Januari 2008

Selasa, 22 Mei 2007 07:56
Rusunawa di Padang Mulai Dibangun
Kapanlagi.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat, M Yusuf Ashari, meletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Rumah Susun Sewa Mahasiswa (Rusunawa), Kampus Unand, di Padang, Senin.
Pemancangan Rusunawa Unand itu, juga dilakukan serentak oleh
Universitas di Kab Gresik, Kab. Jambi, Tadulako (Palu), PT Yayasan Atirah (Makassar), dan Jatim.
Menurut Menteri, peran asrama sangat besar, dan Universitas luar negeri terkenal mempunyai asrama mahasiswa, satu sarana efektif mendorong peningkatan kualitas mahasiswa dalam menimba ilmu.
"Tinggal di asrama berada di lingkungan kampus yang bersih dari polusi udara, lebih sehat dan efektif karena mahasiswa dapat menghemat waktu ke kampus," katanya.
Mahasiswa terhindar dari polusi udara, diharapkan mereka akan memiliki kesehatan dan jasmani lebih bagus.
Pembangunan Rusunawa, kata Menteri dapat diajukan oleh perguruan tinggi swasta dan negeri tiap tahun disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara.
"Pemerintah membantu Rp9 miliar dalam APBN untuk satu unit Rusunawa. tahun 2007 baru dibangun 19 unit, direncanakan tahun 2008 akan dibangun sebanyak 31 unit lagi," katanya.
Rektor Unand Musliar Kasim mengatakan, Unand tiap tahun menerima mahasiswa baru sedikitnya 3.500 orang, dan idealnya Unand membutuhkan 10 unit Rusunawa lagi.
Unand tahun 2007 membangun Rusunawa baru yang ke-empat. Artinya ada enam unit lagi, direncanakan mulai dibangun tahun 2008.
"Kita berharap pemerintah dapat membantu dua unit Rusunawa, guna mendorong minat orang tua lebih merasa nyaman mengirim putra-putrinya menuntut ilmu di Unand," katanya. (*/rsd)